Jujur aja, pertama kali dengar soal One Punch Man World, aku agak skeptis.Dalam pikiranku, “Ah, paling cuma adaptasi anime lagi yang ujung-ujungnya setengah matang.”
Tapi karena aku fans berat One Punch Man — terutama gaya humor absurd Saitama yang bisa ngalahin musuh dengan satu pukulan — rasa penasaran itu menang.
Suatu malam, setelah pulang kerja dan ngerasa butuh hiburan, aku unduh gamenya di PC.Begitu masuk menu utama, boom! — langsung disambut dengan tampilan visual super detail dan lagu pembuka yang bikin nostalgia ke anime-nya. Aku nggak nyangka, tapi dari detik pertama, aku udah terjebak dalam dunia game ini.
Game ini dikembangkan oleh Perfect World Games, dan dari awal sudah kelihatan kalau mereka niat banget.
Semuanya dibuat mirip seperti dunia anime: gedung-gedung di Z-City, monster aneh yang muncul di jalan, sampai dialog kocak antara Saitama dan Genos.
Yang paling bikin aku senyum-senyum sendiri adalah ekspresi Saitama yang tetap datar di tengah semua kekacauan — khas banget.
Sensasi Jadi Pahlawan di Dunia yang Penuh Monster
Salah satu hal paling seru dari One Punch Man World adalah cara game ini membangun dunia pahlawan. Kamu nggak cuma jadi Saitama yang “one hit kill” semua musuh, tapi juga bisa menjelajahi dunia sebagai berbagai karakter lain: Genos, Speed-o’-Sound Sonic, Tatsumaki, sampai Fubuki. Aku ingat banget waktu pertama kali dikasih misi jadi Genos.
Tangan robotiknya bisa ditembakkan kayak blaster, dan setiap kali aku berhasil menumbangkan monster besar, ada rasa puas yang nggak bisa dijelasin Wikipedia.
Sensasinya mirip kayak nonton episode pertarungan di anime, tapi kali ini aku yang pegang kendali. Yang unik, One Punch Man World nggak cuma soal bertarung.
Ada sistem exploration di mana kamu bisa jalan-jalan di kota, ngobrol sama NPC (penduduk), ngambil misi kecil, atau sekadar nongkrong di toko ramen (iya, bisa makan ramen juga!).
Kadang, dari situ muncul momen lucu — misalnya waktu aku bantu pedagang sayur yang tokonya dirusak monster landak raksasa. Gameplay-nya juga rapi banget.
Setiap karakter punya gaya bertarung yang berbeda, dan kamu bisa ngerasain perbedaan tempo, kombo, serta efek serangan.
Kalau kamu tipe yang suka button mash kayak aku, hati-hati — jari bisa pegal kalau lupa istirahat.
Grafik dan Desain Dunia: Detail yang Nggak Main-Main
Aku pernah main banyak game anime adaptasi sebelumnya, tapi One Punch Man World ini beda.Grafiknya kayak hidup — setiap kota, arena, bahkan jalanan punya detail yang bikin mata betah.
Lighting dan efek partikel waktu ledakan juga gila-gilaan.
Ada satu momen di mana aku lagi bertarung lawan monster level tinggi di malam hari.Cahaya lampu jalan, bayangan karakter, dan pecahan gedung yang beterbangan bikin aku merasa kayak lagi nonton film 3D.
Kalau kamu main pakai monitor bagus atau laptop gaming, wah… visualnya bakal bikin melongo. Yang aku suka juga, design character-nya tetap setia sama versi anime.
Mereka nggak dibuat terlalu realistis, tapi juga nggak kartun banget.
Pas banget di tengah-tengah, dengan gaya cel-shaded modern yang lembut.
Saitama tetap dengan tampang polosnya, Genos terlihat gagah dengan efek api di tangannya, dan Tatsumaki tetap… yah, kecil tapi menakutkan.
Kadang aku sengaja berhenti di tengah jalan cuma buat screenshot pemandangan.
Ada bagian pantai, taman kota, sampai kantor Asosiasi Pahlawan yang bisa kamu eksplor bebas.
Itu yang bikin One Punch Man World terasa hidup — bukan sekadar arena pertarungan, tapi dunia yang benar-benar “ada”.
Cerita dan Misi: Lebih Dalam dari Sekadar Bertarung
Salah satu alasan kenapa aku betah main berjam-jam adalah storyline-nya. Beda dari kebanyakan game action yang cuma fokus ke perkelahian, One Punch Man World benar-benar membangun narasi yang solid.
Kamu bisa ngikutin kisah dari perspektif beberapa karakter, nggak cuma Saitama.
Ada bagian di mana kamu ngerasain gimana rasanya jadi pahlawan tingkat rendah yang berjuang buat diakui.
Misi-misi kecil seperti bantu warga, tangani pencurian, atau selamatkan anak kucing — semua terasa relevan.
Tiba-tiba, aku jadi mikir: “Oh, jadi begini rasanya jadi pahlawan kelas C yang sering dilupakan.”
Cerita besarnya tetap berputar di sekitar ancaman monster dan organisasi jahat.
Tapi yang menarik, One Punch Man World sering sisipkan humor.
Contohnya, waktu Saitama dikasih misi berburu monster, tapi dia malah sibuk cari diskon di supermarket.
Aku sampai ketawa keras sendiri waktu lihat cutscene-nya.
One Punch Man World berhasil menyeimbangkan antara aksi dan komedi — sesuatu yang bikin One Punch Man begitu dicintai.
Sistem Pertarungan: Cepat, Intens, dan Memuaskan
Nah, ini bagian favoritku. Pertarungan di One Punch Man World benar-benar dirancang buat pemain aktif. Nggak bisa asal pencet tombol — kamu harus tahu kapan dodging, kapan ngebuka ultimate skill, dan kapan mundur sebentar buat recharge energi.
Aku ingat waktu lawan boss bernama Deep Sea King.
Wah, gila.
Pertarungannya panjang banget, dia punya tiga fase, dan setiap kali darahnya tinggal sedikit, pola serangannya berubah.
Aku sampai harus ulang lima kali sebelum akhirnya berhasil.
Rasanya puas banget pas akhirnya bisa ngalahin dia pakai kombinasi Genos dan Mumen Rider (ya, kamu bisa ganti karakter selama pertarungan tertentu!).
Yang keren, setiap serangan punya dampak visual yang memuaskan.
Ada getaran di layar, efek suara berat, dan percikan energi yang bikin tiap pukulan terasa “berarti”.
Dan tentu aja, kalau kamu akhirnya dapet momen cutscene Saitama turun tangan — semua musuh langsung hilang dengan satu pukulan.
Lucunya, kadang malah terasa “anticlimactic” — tapi itulah ciri khas One Punch Man yang disampaikan dengan cara cerdas.
Mode Online dan Co-op: Seru Bareng Teman
Aku sempat coba mode co-op online, dan ini salah satu fitur paling bikin nagih. Bayangin, kamu dan tiga temanmu bertarung bareng lawan monster raksasa.
Kalian saling bantu, saling hidupin kalau ada yang tumbang, dan kadang malah saling ejek kalau salah timing. Di sinilah aku belajar pentingnya kerja sama.
Waktu main sendiri, kamu bisa seenaknya. Tapi begitu bareng orang lain, kamu harus ngerti peran.
Ada yang jadi tank, ada yang fokus damage, dan ada yang bantu support.
Sistemnya mirip MMO ringan tapi tetap sederhana, jadi pemain kasual kayak aku pun bisa ikut senang tanpa stres mikirin meta. Oh iya, komunitasnya juga ramah banget.
Banyak pemain di server Asia Tenggara yang aktif ngobrol di chat umum.
Kadang aku ketemu orang Filipina atau Malaysia yang juga suka anime-nya.
Dari situ, aku dapat teman baru yang sama-sama “geek” soal dunia pahlawan ini.
Sistem Upgrade dan Koleksi Karakter
Seperti game modern lainnya, One Punch Man World juga punya sistem gacha untuk buka karakter baru. Nah, ini bagian yang agak bikin gemas — kadang hoki, kadang apes.
Aku pernah 10 kali gacha, nggak dapet karakter SSR sama sekali. Rasanya pengin banting keyboard, hahaha.
Tapi di sisi lain, sensasi dapat karakter langka itu bikin nagih. Begitu akhirnya aku dapet Tatsumaki, rasanya kayak menang lotre kecil.
Dia kuat banget, bisa ngangkat batu besar dan lempar musuh pakai telekinesis.
Dan yes, aku pakai dia terus sampai sekarang. Sistem upgrade-nya lumayan fleksibel.
Kamu bisa tingkatkan level karakter, upgrade skill, dan pasang gear spesial. Yang aku suka, semua bisa dilakukan tanpa harus bayar. Emang sih, ada fitur in-app purchase, tapi sejauh ini aku masih bisa nikmatin semuanya tanpa keluar uang sepeser pun.
Pelajaran yang Aku Dapat dari Main One Punch Man World
Mungkin kedengarannya berlebihan, tapi game One Punch Man World bukan cuma hiburan. Ada beberapa pelajaran hidup yang nyangkut di kepalaku setelah main cukup lama. Pertama, jadi pahlawan itu nggak selalu soal kekuatan. Banyak misi di mana kamu bantu orang tanpa harus berantem.
Kadang cuma dengerin keluhan NPC atau nolong hal kecil, tapi hasilnya besar.
Sama kayak di dunia nyata, kadang bantuan kecil bisa berarti banget buat orang lain.
Kedua, sabar itu penting.
Beberapa boss di game One Punch Man World bener-bener keras kepala, dan kalau kamu gampang frustrasi, bisa bikin emosi.
Tapi justru di situlah letak seninya — belajar ulang, ubah strategi, dan akhirnya berhasil.
Aku rasa itu juga pelajaran buat hidup: kadang kita kalah dulu, tapi asal nggak nyerah, pasti ada jalan menang.
Ketiga, jangan terlalu serius.
Saitama aja, pahlawan paling kuat, tetap santai dan konyol.
Game ini ngingetin aku buat tetap rileks dan menikmati proses, bukan cuma fokus ke hasil.
Baca fakta seputar : Game
Baca juga artikel menarik tentang : Animal Crossing: Cara Membangun Pulau Impian dan Hidup Santai di Game Favorit