Candi Sakenan

Jadi, waktu itu saya lagi cari tempat di Bali yang nggak terlalu ramai turis, tapi tetap punya vibe spiritual dan penuh sejarah. Capek juga kadang lihat keramaian Kuta atau macet di Seminyak. Nah, saya denger dari teman lama—yang sekarang tinggal di Denpasar—tentang satu tempat namanya Candi Sakenan.

Saya sempat mikir Travel, “Candi di Bali? Bukannya Bali itu pura semua?” Tapi ternyata Candi Sakenan itu bukan candi dalam pengertian arsitektur Hindu-Jawa seperti Borobudur atau Prambanan. Ini lebih ke kompleks suci dengan perpaduan arsitektur pura khas Bali dan nuansa kepercayaan lokal yang kental.

Saya langsung penasaran dan akhirnya mutusin buat ke sana. Dan jujur, itu salah satu keputusan terbaik saya selama liburan di Bali.

Keindahan Candi Sakenan: Sederhana Tapi Penuh Rasa

Pura Sakenan Serangan: Deskripsi, Lokasi, Tiket & Jam Buka

Candi Sakenan terletak di Pulau Serangan, yang dulunya adalah pulau kecil terpisah tapi sekarang sudah nyambung ke daratan utama Bali lewat jalan beton. Tempatnya sunyi, damai, dan tenang banget. Ada suara debur ombak dari kejauhan, pohon-pohon rindang di sekitar area candi, dan hembusan angin pantai yang bener-bener bikin saya lupa dunia luar.

Yang saya suka, tidak ada gedung tinggi atau suara klakson kendaraan di sini. Heningnya itu kayak meditasi gratis. Di beberapa sudut, ada bangunan khas Bali dengan ukiran rumit dan atap meru. Saya sempat duduk di salah satu bale (semacam saung terbuka) sambil nyatet hal-hal yang saya rasakan Wikipedia.

Warna putih dan kuning yang mendominasi ornamen pura ini—apalagi saat sinar matahari sore jatuh miring—bikin tempat ini kayak disinari dari dalam. Sumpah, ini tempat yang bukan cuma indah buat mata, tapi juga adem di hati.

Kenapa Candi Sakenan Dijadikan Tempat Wisata?

Pertama, karena nilai spiritual dan sejarahnya. Candi Sakenan ini sudah ada sejak abad ke-10, dan jadi pusat peribadatan penting, khususnya saat Hari Raya Kuningan. Ribuan umat Hindu Bali datang ke sini untuk sembahyang bersama.

Kedua, karena lokasinya yang unik di Pulau Serangan. Dulunya, untuk ke candi ini orang harus naik perahu, tapi sekarang aksesnya gampang banget karena ada jembatan. Masyarakat lokal juga masih menjaga adat dan ritual dengan kuat. Jadi, buat wisatawan yang ingin melihat Bali dari sisi spiritual yang lebih dalam—bukan cuma pantai dan pesta malam—Candi Sakenan jadi pilihan sempurna.

Dan ketiga, buat saya pribadi, tempat ini seperti pintu masuk untuk mengenal filosofi hidup orang Bali. Bukan hanya sebagai turis yang datang foto-foto terus pulang, tapi sebagai tamu yang belajar menghargai makna “Tri Hita Karana”: keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Keunikan Candi Sakenan yang Bikin Saya Betah Lama-Lama

Nah, ini bagian favorit saya. Ada beberapa hal unik yang saya temukan di Candi Sakenan yang beda dari tempat lain:

Batu karang sebagai bahan utama bangunan. Iya, batu karang! Karena letaknya dekat laut, material bangunan banyak memakai batu karang putih. Kesan rustic dan alami banget.

Ritual Melasti dan Piodalan Sakenan. Saya beruntung datang seminggu sebelum Piodalan, semacam ulang tahun candi. Ada prosesi membawa sesajen dari berbagai penjuru desa dengan pakaian adat lengkap. Merinding lihatnya.

Aura spiritual yang kuat. Serius deh, bahkan saya yang bukan penganut Hindu pun bisa ngerasain atmosfer hening dan sakralnya. Kita diajak untuk menenangkan pikiran, bukan cuma badan.

Kehadiran burung-burung laut. Karena dekat pantai, suara camar dan angin bikin suasana tambah hidup. Ada harmoni antara alam dan bangunan manusia di sini.

Akses Menuju Candi Sakenan: Gampang Banget!

Saya sempat pikir tempat ini bakal susah dicapai. Tapi ternyata, dari Denpasar cuma butuh 20–30 menit naik motor atau mobil. Tinggal arahkan Google Maps ke “Candi Sakenan, Serangan” dan kita akan diarahkan lewat jalan utama ke Pulau Serangan.

Jalan masuk ke areanya juga sudah bagus, walaupun sedikit sempit. Ada tempat parkir, meski tidak luas. Kalau kamu datang waktu upacara besar, siap-siap saja agak susah cari tempat parkir. Tapi itu juga bagian dari pengalaman.

Oh ya, kalau bisa datang pagi atau sore. Siang bolong bisa cukup panas karena lokasi terbuka dan dekat laut. Saya datang jam 4 sore dan itu waktu yang pas banget buat menikmati cahaya matahari terakhir sambil jalan-jalan santai.

Daya Tarik Candi Sakenan yang Bikin Pengen Kembali Lagi

Ada banyak alasan kenapa saya bisa dengan yakin bilang Candi Sakenan itu beda. Ini beberapa hal yang menurut saya jadi daya tarik utamanya:

Keaslian Budaya: Banyak pura di Bali yang sekarang terlalu “komersil”, tapi Candi Sakenan masih mempertahankan nilai aslinya. Tidak ada loket tiket. Tidak ada penjaja agresif. Murni tempat ibadah.

Spot Foto Spiritual dan Alam: Ini bukan tempat selfie ala Instagram, tapi kalau kamu suka foto-foto dengan nuansa budaya dan alam, ini surganya. Apalagi pas golden hour, duh… magis!

Suasana untuk Refleksi Diri: Saya ingat banget duduk di sudut dekat pagar pura, lihat langit berubah warna, sambil merenung soal hidup. Bukan lebay ya, tapi ini tempat yang cocok banget buat orang yang lagi nyari ketenangan.

Dekat dengan Tempat Makan Ikan Segar: Di Pulau Serangan banyak warung seafood enak dan murah. Jadi habis dari Candi Sakenan, bisa langsung kulineran. Favorit saya sih ikan bakar sambel matah, mantap pol!

Pengalaman Pribadi yang Nggak Akan Saya Lupa

Tirta Yatra 2023 - Tax Consulting, Accounting, Business Advisory

Waktu pertama kali ke sana, saya bawa bekal air putih dan kamera. Niatnya cuma mau “cek lokasi” dan lanjut ke tempat lain. Tapi, akhirnya saya habiskan 3 jam hanya di area candi ini. Saya ketemu bapak penjaga yang cerita soal sejarah Candi Sakenan. Katanya dulu, saat masih belum ada jembatan, orang-orang jalan kaki menyusuri laut saat air surut demi bisa sembahyang. Waduh, saya langsung malu. Lha saya ke sana naik motor, pakai Google Maps, dan masih sempat ngeluh panas.

Saya juga sempat salah kostum. Datang pakai celana pendek. Tapi untung ada penjaga pura yang baik hati minjemin saya kain. Jadi pelajaran buat kamu: kalau mau ke tempat suci di Bali, usahakan pakai pakaian sopan atau siapin kain untuk nutupi bagian bawah.

Satu lagi hal yang bikin saya makin sayang tempat ini: warga lokal sangat ramah dan tidak komersil. Mereka tersenyum, menyapa dengan tulus, dan tidak memaksa turis beli ini itu. Rasanya kayak pulang ke rumah orang tua teman lama yang sudah lama nggak ketemu.

Tips Penting Kalau Kamu Mau ke Candi Sakenan

Biar kamu nggak salah langkah kayak saya dulu, ini beberapa tips yang semoga bermanfaat:

Datang pagi atau sore, hindari tengah hari yang panas banget.

Gunakan pakaian sopan, atau bawa selendang/kain.

Jangan terlalu berisik, ini tempat suci, bukan tempat wisata mainstream.

Bawa air minum, karena di area candi nggak ada kantin.

Hormati ritual yang sedang berlangsung, jangan sembarangan foto kalau ada upacara.

Ajak teman atau keluarga, ini tempat bagus buat refleksi dan ngobrol dari hati ke hati.

Candi Sakenan, Pusaka Spiritual yang Patut Dijaga

Jadi begini, di tengah gemerlap Bali yang penuh resort dan beach club, Candi Sakenan adalah oasis spiritual yang mengingatkan kita tentang pentingnya kesederhanaan, keheningan, dan rasa syukur. Ini bukan tempat yang dikemas untuk wisatawan, tapi justru itu yang bikin tempat ini begitu tulus dan apa adanya.

Kalau kamu sedang merasa penat, kehilangan arah, atau cuma ingin merasakan sisi lain Bali yang lebih dalam—datanglah ke Candi Sakenan. Siapa tahu, di sana kamu nggak cuma melihat candi, tapi juga menemukan sepotong ketenangan yang kamu butuhkan.

Saya sendiri yakin, suatu saat saya bakal kembali. Bukan sebagai turis, tapi sebagai manusia yang ingin belajar lagi tentang arti hidup lewat keheningan Candi Sakenan.

 

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Desa Adat Ratenggaro: Surga Budaya Megalitikum di Ujung Sumba Indonesia disini

Avatar of Subham
Index