Jujur ya, awalnya aku nggak tau siapa itu Dindra Nashriyah. Feed Instagram-ku ya isinya cuma teman-teman SMA, akun makanan, sama meme receh. Tapi suatu hari aku lagi scroll explore, dan muncullah satu foto cewek yang lagi berdiri di depan danau di Swiss. Gayanya effortless, bajunya putih simpel, tapi vibes-nya kayak “mahal” banget. Pas kulihat nama akunnya, dindranashriyah—langsung kepo dong.
Aku klik. Dan ya ampun, dari situ aku langsung jatuh ke lubang kelinci dunia Dindra. Dia bukan cuma cantik, tapi juga kelihatan punya taste fashion yang kuat. Tapi yang paling nyantol buat aku: dia tuh nggak terlalu sok jual kemewahan, meskipun jelas hidupnya udah di level itu. Ada kesan classy tapi humble, yang jarang banget aku lihat di influencer lain.
Waktu itu aku sempet mikir biographi nya, “Orang kayak gini beneran nyata nggak sih?”
Apa yang Bikin Banyak Orang Tergila-gila Sama Dindra?
Salah satu hal yang aku perhatikan dari akun Dindra Nashriyah adalah konsistensinya. Feed-nya bersih, tone warnanya konsisten—banyak main di earth tone dan warna lembut. Tapi bukan cuma soal estetik doang. Caption-caption dia juga sering berisi insight kecil, kadang lucu, kadang personal. Misalnya dia pernah share gimana dia kehilangan koper di bandara Paris, terus harus pakai baju pinjaman temannya selama dua hari IDN Times.
Lucunya, bukannya panik, dia malah bilang:
“Kalau fashion adalah ekspresi, hari itu aku cuma bisa mengekspresikan… kebingungan.”
Yang bikin aku ngakak, tapi juga relate.
Dan dari situ aku sadar—bukan cuma aku yang suka. Komentarnya rame. Orang-orang beneran tertarik, bukan cuma karena penampilan, tapi juga karena kepribadian yang ditampilkan Dindra itu terasa nyata dan tulus.
Di Balik Foto Liburan dan Feed Cantik: Usaha yang Gak Main-Main
Kalau kamu pikir jadi selebgram itu tinggal upload foto terus dapet duit, kamu harus lihat caranya Dindra Nashriyah bikin konten.
Dalam satu podcast (aku lupa judulnya, tapi bisa dicari di YouTube), dia cerita soal bagaimana satu foto Instagram bisa melibatkan:
Riset tempat duluan (biar nggak rame, biar cahaya bagus),
Outfit planning (kadang ganti 2-3 kali),
Kerja sama sama fotografer atau temannya,
Bahkan mood-nya sendiri—kalau badmood, dia batalin.
Di situ aku baru sadar, jadi “influencer” itu juga kerja keras. Dan ini makin kelihatan ketika dia mulai launching brand fashion miliknya sendiri, Nash by Dindra. Brand ini udah sering nongol di story influencer lain juga, jadi jelas ini bukan cuma tempelan, tapi beneran dia rawat dan bangun.
Pelajaran Berharga dari Sosok Dindra Nashriyah (yang Gak Semua Orang Lihat)
Kalau kamu tanya aku sekarang, “Apa sih yang bisa kita pelajari dari Dindra Nashriyah?”
Jawabanku simpel: autentisitas itu mahal.
Dindra Nashriyah itu punya semua yang orang mau—penampilan, koneksi, uang, branding—tapi dia nggak kehilangan sisi manusiawinya. Dan justru di situ letak kekuatannya. Dia nggak jaim upload foto bare face, dia cerita kalo lagi struggling, dan dia konsisten dalam menunjukkan bahwa dia kerja keras buat hidup yang sekarang dia punya.
Aku pribadi jadi termotivasi buat lebih serius ngerjain konten blog dan Instagram-ku sendiri. Walau masih jauh dari kata “influencer,” tapi aku belajar:
Jangan asal-asalan upload.
Bangun karakter dan tone pribadi.
Gak perlu jadi orang lain, cukup jadi versi terbaik dari diri sendiri.
Frustasi yang Pernah Aku Alami Saat Coba Jadi “Mini Dindra”
Okay, sedikit jujur di sini. Setelah ngikutin Dindra Nashriyah selama beberapa bulan, aku sempat kepengen nyoba gaya hidup dia. Mulai dari cara berpakaian, gaya foto, sampai cara edit tone foto-nya. Tapi… ya… hidup nggak semudah editan VSCO, bro
Aku pernah ke Bandung, coba ambil foto di spot yang mirip kayak foto Dindra Nashriyah di Lembang. Tapi yang aku dapet malah:
Mata panda karena begadang demi lighting golden hour
Latar belakang rame banget, fotonya bocor semua
Outfit aku malah kayak mau ngisi acara lamaran
Waktu itu aku sempet frustasi dan mikir, “Kenapa sih gue gak bisa sekeren dia?”
Tapi kemudian sadar, dia udah bangun brand pribadinya selama bertahun-tahun. Yang aku lihat di Instagram itu cuma 1% dari hidupnya. Sisanya? Kerja keras, keringat, strategi, dan tentu saja, keahlian.
Jadi ya… sekarang aku lebih realistis. Aku masih follow Dindra, masih belajar dari dia, tapi bukan buat jadi dia. Cukup buat jadi versi yang lebih baik dari aku sendiri.
Dindra, Cermin Influencer Modern yang Nyata
Dindra Nashriyah, menurutku, adalah representasi baru dari influencer zaman sekarang. Bukan cuma cantik dan kaya, tapi punya isi dan karakter. Dia bukan sekadar jual gaya hidup mewah, tapi juga ngasih inspirasi tanpa menggurui.
Dia berhasil menarik perhatian banyak orang tanpa drama, tanpa kontroversi berlebihan. Dan buat aku pribadi, itu pencapaian besar di tengah dunia digital yang sering kali toxic.
Kalau kamu seorang content creator, blogger, atau bahkan orang biasa yang pengen berkembang, coba tengok perjalanan Dindra. Bukan buat ditiru mentah-mentah, tapi buat dipelajari nilai-nilainya:
Konsistensi,
Estetika,
Personal branding,
Dan yang paling penting, jadi diri sendiri.
Gimana Kalau Kita Nggak Punya Kehidupan “Instagrammable” Kayak Dindra?
Nah, ini bagian yang paling sering ditanyain sama teman-teman aku waktu aku share soal Dindra:
“Tapi hidup kita gak kayak dia, Bro. Gimana bisa relate?”
Jawabannya sederhana: kita gak perlu hidup kayak dia untuk belajar dari dia.
Jujur aja ya, aku juga hidupnya jauh dari kata Instagrammable. Foto paling kerenku tahun ini? Foto pas nyuci motor di depan rumah Tapi justru dari situlah aku sadar—yang penting bukan kemewahan atau lokasi eksotisnya, tapi cerita dan niatnya.
Dindra mungkin foto di Swiss, tapi bisa aja kamu foto di taman kota dekat rumah dan tetap dapet engagement tinggi, asal kamu bisa ceritain dengan jujur dan menyentuh. Contoh?
“Kadang kita gak butuh gunung salju buat merasa damai. Cukup semilir angin sore dan kopi instan yang kamu seduh sendiri.”
Itu jauh lebih ngena daripada caption puitis tapi kosong.
Jadi, yang bikin Dindra disukai bukan cuma tempat dan bajunya, tapi cara dia bercerita. Kamu juga bisa lho pakai itu buat konten blog, Instagram, TikTok, apa pun. Fokus pada nilai, bukan pamer.
Belajar dari Cara Dindra Bangun Brand Pribadi: 3 Hal Penting
Kalau kamu pengin jadi content creator, atau bahkan blogger yang baru mulai, nih aku rangkum pelajaran yang bisa dipetik dari Dindra:
1. Punya Ciri Khas Visual
Coba deh cek Instagram-nya. Gak semua fotonya pakai outfit mahal. Tapi tone warnanya konsisten—lembut, bersih, feminin. Dia gak asal upload. Semuanya selaras: dari feed, caption, sampai font yang dipakai di highlight story.
Ini bikin followers langsung ngeh: “Oh ini Dindra Nashriyah banget.”
Tips buat kamu:
Pilih satu atau dua warna dominan buat feed kamu.
Pakai preset atau filter yang konsisten.
Jangan terlalu banyak ganti gaya dalam waktu singkat, nanti brand-mu nggak keinget.
2. Tahu Cerita yang Ingin Disampaikan
Dindra Nashriyah bukan influencer “kosong”. Dia punya persona yang dibentuk secara sadar—feminin, classy, minimalis, traveler, dan sedikit introvert vibes. Dia jarang bikin drama atau overshare, tapi juga gak terlalu jaim.
Artinya? Kamu juga harus tahu kamu ini siapa di mata audiens.
Apakah kamu:
Si cerewet yang lucu?
Si introvert puitis?
Si ibu muda penuh tips hemat?
Tentukan itu. Dan bawa terus dalam tiap kontenmu.
3. Jangan Lupakan Komunitas
Salah satu alasan engagement Dindra Nashriyah tinggi adalah karena dia punya circle yang mendukung. Temannya juga influencer, selebgram, atau artis. Tapi ini bukan soal popularitas aja, melainkan soal kolaborasi.
Kalau kamu blogger baru, carilah komunitas yang aktif.
Join grup Facebook, bikin sesi bareng di TikTok Live, atau DM orang lain buat kolab.
Sendirian itu berat. Dan ya… algoritma gak suka kamu sendirian juga.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Leonor Watling: Perjalanan dari Layar Lebar ke Panggung Internasional disini