Soft Skill, dulu saya ngerasa asal jago kerjaan, pasti dihargai. Saya bisa desain, bisa coding, bisa ngerjain laporan cepat—tapi kok ya… sering banget diabaikan saat meeting, dilewatin saat promosi, atau gak dipanggil buat project penting.
Waktu itu saya ngerasa:
“Kenapa sih bos lebih dengerin orang yang omongnya enak, padahal saya yang kerja?”
Ternyata… itulah soft skill yang selama ini saya remehkan.
Saya Dulu Percaya “Skill Teknis Adalah Segalanya”
Titik Balik: Saat Kerja Keras Saya Gak Dianggap
Saya pernah kerja bareng tim dalam project digital campaign. Saya yang urus teknis: desain, upload, sampai landing page. Teman saya yang pegang komunikasi dan client handling.
Waktu presentasi ke atasan, saya diem aja. Semua yang dijelaskan teman saya—padahal banyak hasil kerja saya. Dan ya… yang dapet pujian dan bonus? Dia, bukan saya.
Awalnya saya kesel. Tapi lama-lama sadar:
“Komunikasi itu bukan soal jago ngomong. Tapi soal bisa menyampaikan value kerjaan kita ke orang lain.”
Dan itu adalah soft skill paling mendasar: komunikasi.
Apa Itu Soft Skill, dan Kenapa Sepenting Itu?
Soft skill adalah keterampilan non-teknis yang menunjang kita dalam kerja tim, menyampaikan ide, menyelesaikan konflik, sampai ambil keputusan. Beberapa yang sering dianggap enteng tapi penting banget:
Komunikasi
Kerja sama tim
Manajemen waktu
Adaptasi dan fleksibilitas
Empati dan kecerdasan emosional
Leadership (walau belum jadi manajer)
Kreativitas dan pemecahan masalah
Kritis tanpa nyakitin orang
Dan satu hal yang baru saya ngerti setelah beberapa tahun kerja:
Orang dengan soft skill bagus lebih gampang diajak kerja bareng, meskipun skill teknisnya biasa aja.
Kesalahan Saya (dan Banyak Orang Lain) Soal Soft Skill
❌ “Gue kan anak introvert, gak usah jago ngomong”
Saya dulu ngerasa kayak gini. Tapi ternyata, komunikasi bukan soal cerewet. Tapi soal jelas dan terstruktur.
❌ “Soft skill itu bawaan, gak bisa dipelajari”
Padahal bisa banget dilatih, kayak belajar naik sepeda. Butuh waktu dan konsistensi.
❌ “Yang penting kerjaan kelar”
Banyak konflik tim terjadi karena orang gak tahu cara ngomong yang enak, bukan karena kerjaannya gak beres, dikutip dari laman resmi Glints.
Soft Skill yang Paling Mengubah Hidup Saya
1. Komunikasi yang Asertif
Saya belajar gimana ngomong tanpa menyalahkan, tapi tetap tegas. Contohnya:
Daripada: “Kamu lambat sih, makanya telat semua!”
Jadi: “Aku butuh kamu submit sebelum jam 3 supaya bisa aku review.”
2. Mendengarkan dengan Tulus
Ternyata banyak orang cuma “nunggu giliran ngomong”, bukan denger beneran. Waktu saya mulai dengerin orang lebih serius, hubungan kerja saya jauh lebih baik.
3. Ngatur Emosi Waktu Di-bully Klien / Atasan
Dulu saya gampang kepancing. Sekarang saya belajar tarik napas, tanggapi profesional, lalu baru kelola emosi di balik layar.
Cara Saya Latih Soft Skill, Pelan-Pelan Tapi Konsisten
1. Refleksi Harian
Saya mulai nulis jurnal singkat tiap malam:
Apa hal baik yang saya katakan hari ini?
Di mana saya bisa komunikasi lebih baik?
2. Minta Feedback dari Teman
Saya pernah nanya ke 3 teman kerja:
“Kalau kerja bareng aku, apa yang menyenangkan dan apa yang ngeselin?”
Kaget sih denger jawabannya. Tapi justru dari sana saya tahu area mana yang harus diperbaiki.
3. Ikut Forum, Webinar, atau Presentasi Kecil
Saya maksa diri presentasi di komunitas kecil. Gak nyaman, tapi saya bisa banget belajar banyak dari proses itu.
4. Ngobrol sama Orang Baru
Saya tantang diri buat ngobrol sama orang baru seminggu sekali. Di kantor, di grup online, atau bahkan di tukang kopi langganan.
Soft Skill Buat Pekerja Lepas dan Remote Worker? WAJIB BANGET.
Saya sekarang kerja remote sebagian besar waktu. Dan yang paling berasa adalah:
Kalau komunikasi saya gak jelas → klien bingung
Kalau saya gak bisa ngatur waktu → semua telat
Kalau saya gak tahu cara minta revisi → kerja dua kali
Soft skill jadi alat komunikasi utama di dunia kerja jarak jauh. Karena kita gak bisa selalu ngandelin ekspresi muka dan nada suara.
Ini Soft Skill yang Harus Kamu Fokusin Kalau Baru Mau Mulai
Kalau kamu bingung harus mulai dari mana, coba bangun ini dulu:
Komunikasi dasar (tertulis dan lisan)
Kedisiplinan dan manajemen waktu
Kemampuan menyelesaikan masalah (tanpa drama)
Adaptif sama perubahan (karena dunia kerja cepat banget berubah)
Tanggung jawab pribadi (gak nyalahin terus)
Perubahan yang Saya Rasakan Setelah Latih Soft Skill
Lebih gampang bangun kepercayaan dari klien
Hubungan tim makin harmonis
Dapet promosi bukan karena jago, tapi karena dianggap “bisa diandalkan”
Saya lebih tenang, gak gampang defensif
Dan yang paling penting: saya merasa kerja lebih enak. Gak capek mental, gak sering konflik, dan lebih dihargai.
Tips Buat Kamu yang Mau Mulai Sekarang
Mulai dari mendengarkan lebih baik
Catat kesalahan komunikasi yang pernah kamu bikin dan evaluasi
Ikut komunitas, volunteer, atau project bareng teman
Jangan takut feedback—itu cermin perkembanganmu
Ingat: lebih baik dikritik sekarang daripada ditinggalin klien / tim nantinya
Penutup: Soft Skill Itu Kayak Otot, Makin Dilatih Makin Kuat
Dulu saya pikir soft skill itu cuma bonus. Sekarang saya sadar, justru ini yang bikin saya bertahan dan berkembang.
“Hard skill mungkin bikin kamu dapat kerja. Tapi soft skill yang bikin kamu bertahan, dipercaya, dan dihormati.”
Jadi, jangan tunggu kerjaan menuntut baru belajar. Mulai sekarang. Dari hal kecil.
Baca Juga Artikel dari: Belajar dari Kesalahan: Menjelajahi Dunia Kecerdasan Buatan
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Jobs